Dia

on Rabu, 26 Juni 2013
Ya, dia kembali walau gue ngga tau tujuannya apa, seperti ada sesuatu yang direncanakan sebelumnya dan gue ngga tau itu apa. Entah harus seneng atau sedih saat orang yang kita sayang namun mengecewakan itu kembali di kehidupan kita, kembali mengisi hari-hari kita, kembali mewarnai hidup kita dengan spidol-spidol keceriaannya.



Dia datang membawa ingatan yang dulu sempat menjadi kenangan indah, dia memaksa gue mengingatnya kembali, memaksa gue membuka kembali semuanya. Gue ngga nyangka kalau dia bakal kembali tepat satu tahun setelah kita pertama kenal dulu. Dia membahas gimana kita pertama kali kenal, pertama kali kita saling menyapa di sebuah social media, saling kenal satu sama lain lewat Y*hoo M*ssenger, dan disitu dia mulai menceritakan apa yang ia rasakan soal cowok (dibaca: mantan) yang masih menghantuinya.

Ramadhan tahun lalu menjadi ramadhan yang penuh kenangan buat gue sama dia. Obrolan ringan membahas seputar hidangan berbuka puasa (dibaca: tajil) jadi topik utama kita saat itu dan lucunya dia ini ngga tau apa itu tajil dan terpaksa gue harus menjelaskan apa itu "tajil" walaupun rada males juga sih hahaha.

Kau ingat pertama kali kita bertemu? Matamu bertemu mataku, tanganmu menjabat tanganku, senyummu menyapa jantungku, kau menjajah pikiranku.
Kau ingat saat aku menyakiti hatimu? Aku merasa jadi orang terbodoh sedunia. Betapa "kesempatan" adalah hal paling mahal, dan kau beri itu.
Kau ingat saat kau menyakiti hatiku? Mungkin kau khilaf, mungkin kita kurang berdialog, mungkin, mungkin dan mungkin yang lain. Entahlah.
Kau ingat jalan pulang? Sehancur apapun hatiku,tak pernah kubiarkan pintu tertutup. Mreka bilang ini "kebodohan", aku bilang ini "keyakinan".

Sekilas tentang dirinya, masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muter-muter di otak gue. Tapi ya Alhamdulillah dia masih ingat sama gue, dia masih tau jalan pulang yang ngga pernah tertutup ini.

0 komentar:

Posting Komentar