Aku dan Dirinya part III

on Sabtu, 16 Februari 2013
15 Februari 2013
yap, hubungan gue yang makin usang namun gue tetap coba buat pertahanin apa yang gue miliki. Seperti biasa di setiap tanggal 15 gue berusaha kasih suatu kejutan kecil yang mungkin gak pernah kepikiran di benak dia. Setelah sepasang boneka danbo di anniv ke-4, di anniv ke-5 ini gue mau ngasih cokelat. Ya cokelat, mungkin terlalu mainstream tapi cuma itu yang bisa gue kasih, karena sehari sebelumnya (14 Februari) bertepatan dengan valentine, jadi gue kasih cokelat sebagai kejutan gue di tanggal 15 kali ini. Seperti biasa gue dateng kerumahnya tanpa kasih kabar terlebih dahulu, berniat kasih kejutan. Sesampainya gue di gang rumahnya, gue coba hubungi dia.

"kamu lagi dimana? ada dirumah gak?"
"aku baru pulang, kenapa?"
"aku di depan gang, bisa keluar sebentar?"
"aku capek, baru banget pulang. kebiasaan bgt sih kalau dateng dadakan"
"aku juga capek, aku dari kantor langsung kerumah kamu, cuma mau kasih sesuatu aja kok, gak lebih dari 5 menit"
"udah besok aja, aku capek mau istirahat"

telepon pun terputus, dan gue coba buat hubungi lagi tapi gak di angkat. Sms gue di abaikan seperti biasa, seolah dia memang gak mau ketemu sama gue. Lucu ya, dia yang bersalah sama gue kenapa kesannya jadi gue yang buat suatu kesalahan sehingga dia buang gue kayak gitu? hahahaha, aneh tapi itu yang gue alami. Gue paksa buat dateng sendiri kerumahnya, ketemu sama tantenya, dan dia pun keluar. Gue senyum, berusaha bikin suasanya senyaman mungkin, walau gue gak bisa bohong kalau gue masih emosi karena masalah2 kebohongan dia yang kemarin-kemarin.

"kenapa aku tlp dari tadi tapi gak diangkat?"
"males"
"males ketemu gue? gue cuma minta waktu 5 menit kok, gak lebih"
"abisnya dateng dadakan mulu, kebiasaan, kan males"
"niat gue cuma mau kasih kejutan kok"

gue keluarin cokelat berbentuk hati itu dari tas gue, gue kasih ke dia, sambil senyum gue berkata "selamat tangal 15 yaah"

dia cuma bilang "ooh, iya sama-sama". Cuma kata-kata itu yang keluar dari mulut kecilnya :D hebat banget kan?

sampe tanggal 15 Februari itu status hubungan gue sama dia gak jelas, seakan-akan gantung, gue minta dia mutusin dia tapi dia gak mau, dia nyuruh gue mutusin dia tapi itu gak mungkin karena gue sayang dia. Malam itu gue minta kepastian sama dia

"jadi status hubungan kita apa sekarang?"
"gak tau, udah aah jangan bahas masalah itu, aku pusing"

itu jawaban yang gak pernah gue lupain :). Gue langsung pamit sama dia, gue belai rambutnya sambil senyum dan gue bilang kalau gue pamit pulang. Gak lupa gue bilang makasih sama dia, terus gue cabut dari rumahnya.

Setia sama bodoh itu beda tipis ya? gue juga gak tau apa yang bikin gue bertahan sejauh itu, padahal gue bukan apa-apa dimata dia. Mungkin terlalu besar rasa itu buat dia, sehingga gue bisa bertahan sejauh itu. Gue ngerasa kesannya gue yang salah, kesannya gue yang khianatin dia padahal dalam kenyatannya dia yang ngelakuin itu ke gue. Gue capek bertahan sama ini semua.